Minggu, 14 Februari 2021

Published 05.56 by with 0 comment

Nyatanya

Entah kenapa beberapa hari terakhir ini aku merasakan badan yang tidak begitu sehat.


Mulai jam tidur yang berantakan, makanan yang tidak teratur, dan membebankan diri kepada hal-hal yang tidak begitu perlu.


Memang semenjak kepergian beliau, hidup ku menjadi berantakan. Mungkin teman-teman ku melihat luaran diriku aku orang yang begitu banyak canda tawa, tapi nyatanya itu bukanlah aku yang sebenarnya. 


Setiap malam menjelang tidur aku selalu membebani diriku dengan begitu banyak pikiran yang membuatku menjadi orang bodoh yang cuma bermimpi tapi tak bisa diwujudkan. Naif memang jika melihat diriku yang sekarang, terpaku dalam genangan yang kelam ini. Aku pun selalu bertanya pada diriku, kapan aku bisa keluar dari penderitaan ini? Aku juga ingin merasakan apa itu bahagia dan aku juga ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi orang yang dianggap. 

Read More
      edit

Minggu, 20 September 2020

Published 02.35 by with 0 comment

Untuk diri saya sendiri

Saya suka bertanya pada diri sendiri, sebenarnya apa yang saya cari, apa yang sedang usahakan dengan sangat keras, dan apa alasan saya melakukan usaha itu. Dan setiap kali saya mencari jawaban, hanya air mata yang jatuh. Saya membenci diri saya sendiri, saya selalu menyalahkan diri saya atas apa yang terjadi dulu. 

Untuk waktu ini, saya sedang tidak baik-baik saja. Saya hanya butuh  pelukan hangat itu, disini. Di tempat ini. Saya ingin ada seseorang yang berkata "tidak apa-apa, ini bukan salah kamu." Saya ingin mendangar kata "kamu hebat." Dan saya kehilangan semangat.

Saya benci putus asa, tapi sebentar lagi saya akan melakukannya. Karna untuk berdiri disini, di titik ini berat sekali rasanya.

Read More
      edit

Selasa, 14 April 2020

Published 09.37 by with 0 comment

Tangisan Perpisahan

Diderasnya hujan aku hanya bisa menangis.
Tentang hal apa yang menjadi perpisahan kita.

Kasta!
Iya. Kasta lah yang menjadi bumbu perpisahan kita.

Membahagiakanmu bukan sekedar bicara manis, meredam ego, meluangkan waktu dan berjanji dengan yakin.

Namun butuh derajat yang tinggi agar bisa membahagiakanmu.

Dan aku kalah!
Kalah dengan orang yang menawarkan apa yang ingin bisa
kamu dapatkan.

Dan aku tersadar sebesar apapun cinta yang diberikan tetap kita akan kalah dengan yang namanya kasta.
Read More
      edit

Selasa, 26 November 2019

Published 09.11 by with 0 comment

Sebuah pertanyaan

Hai apa kabar?

Masih ingatkah apa yg kita lakukan beberapa hari kemarin.
Bercanda, bergurau, dan bercerita.
Melupakan suara bising dari hentakan suara spidol di papan tulis.
Kita selalu tertawa hal kecil yg nyatanya itu adalah canda receh.

Hai apa kabar?

Jangan lupakan itu semua. Tulislah itu semua di kanvas hati kecilmu.
Jangan biarkan itu hilang tanpa bekas bagai deruan angin yg sejuk namun berlalu begitu cepat.
Read More
      edit

Kamis, 07 November 2019

Published 01.38 by with 0 comment

Rasa tak punya nyawa

Hujan menyapaku dengan derasnya.
Membawaku kedalam kenangan lama.

Mengingatkanku kepada seorang putri cantik dalam kisah di semenanjung balkan.

Dia manis, baik, dan sedikit cerewet.
Dia pernah menjadi bagian di hidupku.
Mengajarkanku bagaimana cara memaknai hidup dengan indahnya rasa syukur.

Kini aku hanya bisa mengaguminya menandakan bahwa kisah ini sudah berakhir dengan cepatnya.

Mengagumi dengan hati di setiap jengkal indahnya, di setiap jengkal buruknya.

Kenapa aku begitu mengaguminya, bahkan aku sangat menyayanginya, ada rasa senang setiap kali melihatnya.

Aku berdoa pada Tuhan agar menjadikan ia jodohku.
Namun Tuhan membuat dia untuk mengagumi orang lain.

Ini arti perjuangan sesungguhnya.

Aku yakin kau tak peduli, tak apa.

Terimakasih untuk mengizinkan aku mengagumimu dalam waktu singkat saja.

Padahal aku ingin selamanya.
Read More
      edit

Kamis, 24 Oktober 2019

Published 12.50 by with 0 comment

Agustus Perpisahan

Semua orang pernah merasakan pahitnya sebuah masalah dalam kehidupan. Entah itu musibah, perpisahan, dan sebagainya.

Disaat semua orang dihadapkan dengan sebuah masalah pastinya orang itu perlu tempat untuk pulang dan berkeluh kesah tentang masalah yang dialaminya. Entah bagaimanapun orang itu adalah orang yang paling mereka sayangi.

Begitu pula aku, aku yang hidup mungkin bisa dikatakan sendirian. Keluarga, orang tua, kakak semua hanya orang hidup tanpa mau membantu sama sekali.

Tempat ku untuk pulang menceritakan itu semua mungkin dia (pasangan yang sangat aku sayangi).
Dia yang dulu selalu ada berada disisi terdepan disaat aku bercerita tentang masalah kehidupan ini.

Seiring berjalannya waktu dia mulai berubah. Dia yang dulu terdepan kini menjadi orang yang lupa disaat aku lagi menghadapi sebuah masalah.
Aku yang membutuhkan bantuan kini hanya dianggap tidak penting dan dianggap orang yang selalu memberi kesusahan dalam hidupnya.

Puncaknya disaat aku benar-benar membutuhkan dia, dia benar-benar melupakan ku dan aku hanya dianggap orang yang selalu membuat susah. Aku yang membutuhkan dukungan dari dia malah diberikan hal-hal kecil pertengkaran yang berujung bahwa dia ingin berpisah.

Apakah ini yang dinamakan cinta yang berjalan searah dengan tujuan yang sama tapi tidak saling mendukung disaat kita lagi ada masalah, meninggalkan disaat kita sangat membutuhkan dia. Dunia memam kejam sekejam itu memisahkan kita.

Dan sekarang aku sadar bahwa dunia tidak sepenuhnya kejam, dunia hanya ingin menunjukkan bahwa dia bukan orang yang tepat buat aku. Dunia memberi tahu bahwa disaat aku mempunyai masalah dia sibuk meninggalkan aku agar leluasa memupuk cinta dengan orang lain.

"Mungkin perpisahan adalah cara tuhan membongkar kerahasiaan yang selama ini tertutupi dengan indahnya"
Read More
      edit

Kamis, 10 Oktober 2019

Published 11.38 by with 1 comment

April bulan kemerdekaan

    Bulan itu kuliah sedang sangat berat-beratnya.
Tugas menumpuk siap memuntahkan isinya, ditambah dengan tugas praktek yang sangat menyita waktu untuk berlatih. Aku yang saat itu sedang kehilangan arah karena seseorang yang aku sukai dan sangat aku kagumi sedang menyukai orang lain yaitu teman ku sendiri. Aku yang kehilangan semangat karna semua usaha ku selama ini akan berakhir sia-sia.
Aku hanya bisa merelakan itu semua tanpa bisa berkata-kata. Bagi ku mencintai dia yang pantas adalah melepaskan dia dengan orang yang membuat bahagia dan melihat senyum bahagia adalah sebuah kecintaan bagi ku. Akhirnya aku harus rela melepaskan tanpa sedikitpun menyatakan. Keselahan terbesar memang, namun cara itu lah yang terbaik bagi dia dan hubungan pertemanan kita. Selang berapa lama setelah kejadian memahitkan itu, aku membuat seseorang jatuh nyaman terhadap ku, aku yang saat itu sedang terluka perlahan mulai melupa sejak kehadiran dirinya, sampai akhirnya dan tidak mau untuk terulang kedua kalinya aku mengungkapkan perasaan. Aku menyukai mu sebab karna mu luka mendalam perlahan tertutupi dengan kehadiran mu. Sungguh bulan penuh kemerdekaan bagi hati yang sedang terluka karna cobaan percintaan.



"Sebab mencinta paling pantas adalah dengan melepas"
Read More
      edit